Senin, 09 September 2013

PENGALAMAN WALI SANTRI GONTOR

Assalamu Alaikum wr..wb..
Salam kenal buat pengunjung blog saya dan maaf jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan.

Sejak tamat SD saya ingin memasukkan anak ke2 saya ke pesantren tapi pada saat itu kakaknya Alhamdulillah mendapatkan beasiswa di salahsatu SLTA swasta di kota Paris Van Java terpaksa saya mengurungkan niat memasukkan putraku ke pesantren karena rumah pasti terasa sepi kehilangan 2 anak bersamaan.
Tiga tahun kemudian di saat putra ke2 saya mau tamat SLTP,seperti ibu-ibu yang lain saya bingung mau menyekolahkan ke mana anak saya,awalnya saya sudah memutuskan untuk memasukkan putra saya ke salah satu pesantren yang ada di tempat saya namun putra saya bertemu dengan temannya dan menyarankan membatalkan masuk ke pesantren itu.Akhirnya saya membatalkan dan memutuskan memasukkannya di SLTA negeri unggulan di kotaku tetapi kakaknya menelepon menanyakan dimana adiknya akan sekolah dan saya memberitahunya kalau adiknya akan sekolah di SLTA negeri tapi kakaknya memberi masukan agar adiknya ikut jejaknya sekolah di pulau Jawa karena dia mendapatkan pergaulan yang luas dan Insya Allah yang positif.Saya langsung membuka internet dan mencari 10 Pesantren terbaik di Indonesia dan salah satu diantaranya Pesantren GONTOR,akhirnya saya memutuskan memasukkan putra saya ke Gontor.
Satu minggu setelah UN saya,putraku,adik dan neneknya melakukan perjalanan menuju Gontor berbekal info seadanya,tiba di bandara Juanda kami menyewa mobil menuju Ponorogo awalnya saya kira dekat ternyata perjalana ke Ponorogo ditempuh selama 5 jam.Tempat pendaftaran dipusatkan di Gontor 2 tiba di Gontor 2 saya mendaftar dulu ke BAPENTA yaitu tempat penerimaan tamu lalu mengikuti pengarahan dari pengasuh Gontor 2  setelah shalat Ashar pendaftaran calon pelajar baru dibuka,saya mendaftarkan putra saya dan mengikuti segala prosedur pendaftaran.Setelah 4 hari dan putra saya sudah merelakan saya pulang,saya kembali ke kampung dan putra saya mengikuti capel sekitar 3 bulan,Alhamdulillah putraku enjoy di ponpes.20 ramadhan putraku pulang ke kampung bersama teman-temanya sekitar 60 orang diantar oleh 2 orang ustadznya dan 5 syawal anak saya kembali ke Gontor 2 ditemani neneknya untuk mengikuti tes tulis sebelumnya dia telah mengikuti tes lisan saya menyusul 6 hari kemudian,ketika saya tiba di Gontor ternyata sudah dipadati oleh para wali santri bayangkan saja capel yang mendaftar 3425 siswa dan 1 siswa diantar minimal 2 orang (papa dan mamanya) anak saya Alhamdulillah optimis lulus walaupun dia mengeluh kesusahan di imla Arab baginya dia lulus di Gontor,di Gontor berapun ditempatkan.hari test pun tiba,malamnya para capel diberi pengarahan oleh pengasuh Gontor 2 dan orangtua diharapkan mendo'akan anaknya.pagi pukul 06.00 anak-anak berkumpul di lapangan dan di sana telah siap mobil yang akan mengangkut anak-anak ke Gontor 1 untuk test,mobil yang akan mengangkut anak-anak adalah mobil truk,truk yang disiapkan ada 20 mobil dan akan mengangkut 2 kali,saat itu para orangtua juga berkumpul melihat anak-anaknya berangkat setiap mobil yang melintas orangtua menyemangati  mereka dengan meneriakkan "ALLAHU AKBAR" tidak peduli anaknya ada dalam mobil itu atau tidak,testnya selesai ba'da Ashar orangtua pun telah menunggu anak-anak kembali di pintu gerbang dan kembali meneriakkan "ALLAHU AKBAR".Sepulang test anak saya menundukkan kepalanya dipangkuanku sambil berkata "ma..mudah-mudahan saya lulus  walau di Gontor berapa pun saya bersyukur sekali" matanya berkaca-kaca, saya cuma bisa menjawab A..mi..n sambil terharu karena sebenarnya kemauan saya yang ingin memasukkan anak saya ke pesantren tapi Alhamdulillah anak saya mau mengikuti kemauan saya,ba'da Maghrib anak saya menemui saya dan kembali menundukkan kepalanya ke pangkuan saya dan tidak berkata-kata,dalam hati saya merasa kalau anak saya merasa bersalah tidak bersungguh-sungguh mengikuti testnya tapi saya menyemangati dengan berkata "Insya Allah kamu lulus nak kamu sudah berusaha dan kamu juga berusaha menyenangkan mama dengan mengikuti kemauannya mama untuk masuk pesantren".Pengumuman dilaksanakan 3 hari setelah test,hari pengumuman tiba,anak-anak berkumpul di bawah tenda yang sudah disiapkan,pengumumanya dengan menyebutkan no.test capel,pertama pengumuman capel yang lulus dan ditempatkan di Gontor 1 mendekati  no.test 500 saya memasang kuping baik-baik dan akhirnya no.test anak saya disebut,dia lulus di Gontor 1 "ALHAMDULILLAH YA..ALLAH" saya langsung sujud syukur lalu menelepon ayahnya dan kerabat lain di kampung,pada saat itu anak saya belum bisa meninggalkan tempat sebelum semuanya selesai disebutkan sampai penempatan di Gontor 6,setelah semuanya disebutkan anak saya mendatangi saya dengan wajah terharu dan senyumnya yang khas,saya langsung memeluk dan menciumnya,anak saya berkata "Alhamdulillah..ma..saya tidak sangka kalau saya lulus dan ditempatkan di Gontor 1".di kamar saya ada 7 anak yang tidak lulus,mereka kecewa sekali,mereka sangat berharap lulus.Santri yang lulus di Gontor 1 akan dibawa ke sana setelah dhuhur,santri dimobilisasi oleh pihak pesantren sementara wali santri kumpul dan menyewa angkot,jarak dari Gontor 2 ke Gontor 1 tidak jauh hanya sekitar 15 menit.Tiba di Gontor 1 santri langsung pembagian rayon sementara wali santri sibuk mendaftar ulang dan melengkapi sesuai prosedur pendaftaran ulang misal membayar lemari dll.Kegiatan santri sangat padat mulai bangun tidur jam 03.30 sampai malam jam 22.00.melihat kegiatan santri yang padat Wali santri menyiapkan kebutuhan anaknya: membeli buku,merapikan lemari dll.Setelah semua kebutuhan anak saya terpenuhi dan anak saya sudah merelakan saya pulang,saya kembali ke kampung bersama ibu saya.Oh..iya kakak saya yang tinggal di Jakarta menyempatkan datang bertemu dengan anak saya diantar sama temannya yang tinggal di Surabaya,walau dia ketemu hanya setengah jam tapi sempat memberi nasehat.Pengalaman yang tak akan terlupakan,di Gontor anak diperlakukan sama,tidak ada yang dibedakan padahal di sana mulai anak petani,anak kuli bangunan sampai anak dokter,anak pengusaha,anak kiyai dan anak pejabat,dari suku yang berbeda ada yang dari Malaysia,Singapura,Thailand dan tentu saja dari seluruh Indonesia,tidak ada kongkalikong untuk meluluskan anaknya.Insya Allah tahun depan saya akan memasukkan anak bungsu saya di Gontor putri dan Insya Allah saya akan menceritakan pengalaman saya berikutnya di blogku.Itulah yang dapat saya ceritakan.MOHON DO'A SEMOGA PUTRA SAYA SEHAT DAN BETAH SELAMA DI PONDOK
WASSALAM

Yang perlu dipersiapkan untuk yang mau masuk Gontor:

  1. Untuk test : berhitung,bahasa Indonesia,dan imla Arab
  2. Pakaian,jangan terlalu banyak membawa pakaian siapkan saja pakaian dalam,celana kain,kemeja yang tidak berwarna terang,kaos sebaiknya beli di pondok,sepatu pentopel,sepatu olahraga,baju koko,sarung dan peci (semuanya tersedia di koperasi pondok dan menurut saya lebih murah)
  3. Kebutuhan yang lain-lain tersedia di koperasi pondok

Perjalanan ke Gontor:
Dari bandara Juanda kita bisa menggunakan mobil travel yang langsung mengantar ke tempat,bisa menggunakan kereta tiba di stasiun Madiun lalu pake ojek dan bisa juga pake bus dari bandara pake damri ke terminal lalu pake bus ke Ponorogo.

12 komentar:

  1. Assalamu'alaikum,
    Alhamdulillah ibu..
    Pada saat itu saya juga berada disana menunggu pengumuman kelulusan, dan Alhamdulillah anak saya diterima di Gontor 3 Kediri
    Saya sangat terharu dengan suasana pada saat itu,
    dan ketika membaca blog ibu ini sungguh rasa itu seperti datang kembali..

    Wassalam,

    BalasHapus
  2. Apakah perlengkapan itu blh bwa dri rumah???

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum. Salam kenal Bu.. Alhamdulillah putra pertama, 2013 juga lulus di gontor 6, Magelang. Wali santri punya ikatan rasa yang sama. Di dunia maya ini menjadi lebih nyata ekspresi hati dan fikiran kita tentang anak-anak kita. Beratnya kerelaan melepas mereka dan kesediaan mempercayakan mereka di pondok, semoga membuahkan pahala yang besar. Juga hasil yang memuaskan Insya Allah...aaamiiin.

    BalasHapus
  4. Uang makan terlalu hemat, santri malnutrisi
    Menurut kami latihan hidup sederhana itu baik, tapi kalau berlebihan menjadi tidak baik. Alokasi uang makan di pondok, menurut kami terlalu rendah, yaitu hanya Rp 310.000 per bln. Kalau sehari makan 3x maka secara kasar per porsi cuma Rp 3400an. Uang segitu untuk makan+minum. Ketika kami coba tanyakan ke warung sekitar pondok harga sebungkus nasi putih, harganya Rp 3000. Jadi kalau bertahun-tahun dpt menu spt itu, apa tidak malnutrisi para santrinya? Mohon pengelola mempertimbangkan perbaikan gizi para santri untuk menunjang aktivitas seharian yg begitu berat.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Terimakasih untuk infonya ...
    Apakah boleh santri membawa snack sebagai suplemen bila makanannya sangat sederhana?

    BalasHapus
  9. maaf saya mau tanya,, apakah bisa mendaftarakan siswwa di gontor 6 magelang tanpa harus daftar di ponorogo? atau daftaranya harus di ponorogo tapi tempatnya di magelang apakah bisa? soalnya saya tidak tega jika adik saya terlalu jauh di ponorogo, sya dari wonosobo, kalau adik saya di magelang saya bisa njenguk setidaknya seminggu atau sebulan sekali. nterimakasih..

    BalasHapus
  10. Maaf bisa saya infokan : semua pendaftaran Capel Santri Gontor di pusatkan di Gontor Pusat Ponorogo nanti pihak pondok yang menempatkan sesuai hasil seleksi akan ditempatkan dimana di Gontot 1,2.3,5 atau 6 terima kasih

    BalasHapus
  11. Maaf bisa saya infokan : semua pendaftaran Capel Santri Gontor di pusatkan di Gontor Pusat Ponorogo nanti pihak pondok yang menempatkan sesuai hasil seleksi akan ditempatkan dimana di Gontot 1,2.3,5 atau 6 terima kasih

    BalasHapus
  12. Juni 2013 pasca kelulusan SMP saya mengantar anak saya dari lampung barat di antar sahabat saya sebagai drver ke gonntor 2 masuk kelas persiapan, dengan istri dan anak ke 2 sy yg masih SD . saat itu saya merasa paling jauh seumur hidup saya belum tau jawa timur, ternyata msh banyak yg lebih jauh ada yg dari ternate, aceh, padang, dll bahkan sy bertemu santri dari malaysia. tanpa terasa airmata berlinang meninggalkan anak saya di gontor 2, lebaran pulang lewat konsulat lampung. setelah lebaran berangkat kembali ke ponorogo di temani kawan yg wali santri via lampung wonogiri. ke pacitan tempat teman saya. saat test sy tdk bisa menunggu karena ada keperluan dn alhamdulillah diterima di gontor 1. sejak saat itu saya tdk pernah mengunjungi anak saya. dia hanya bercerita betapa beratnya nya belajar di gontor apalagi dia tamatan SMP, hanya Man Jadda wa Jadda yg jadi motto yg saya sampaikan untuknya. Alhamdulillah sekarang saya dpt undangan resepsi khataman siswa akhir tahun yg akan dilaksanakan tgl 11 ramadhan. the survival generation , sy bangga walau kawannya skrng sdah kuliah. atas sarannya nya adiknya saya tempat kan di pondok tahfiz ( darull huffaz lampung). tdk ada yg palingmembahagiakan orang tua selain anaknya ya jd orang berguna.

    BalasHapus